Latar Belakang
Sistem ekonomi dunia saat ini semakin berkembang dengan munculnya sistem ekonomi berbasis non-bunga yang lebih dikenal dengan sistem ekonomi Islam semenjak abad 20. Di tengah kritikan terhadap ketikadilan sistem ekonomi konvensional yang telah lama berdiri dan sangat dominan pengaruhnya di hampir semua Negara, kemunculan sistem ekonomi keuangan Islam ini di satu sisi menimbulkan sebuah harapan untuk dapat setidaknya menjadi alternatif sistem ekonomi yang lebih adil. Pada sisi lain tidak dapat dipungkiri adanya berbagai macam pertanyaan dalam berbagai aspek, mengingat sistem ini masih baru dan belum banyak terbukti secara empirik.
Di Indonesia sendiri, Ekonomi Islam mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini ditandai dengan maraknya kajian-kajian ekonomi Islam di perguruan tinggi, baik di PTAI maupun PTU; baik negri maupun swasta. Juga pada tataran praktis, seperti banyaknya lembaga keuangan Syari’ah: perbankan, asuransi dan bisnis yang berbasis Syariah serta semakin tingginya kesadaran masyarakat Indonesia dalam usaha menerapkan sistem Syariah Islam di segala aspek kehidupan khususnya dalam bermuamalah.
Pada Sektor perbankan, semenjak disahkannya Undang-Undang Perbankan Nomor 10/1998 yang mengakui dwi sistem (dual systems) perbankan yaitu perbankan konvensional dan Islam, maka pintu telah dibuka selebar-lebarnya untuk ber-muamalah maliyah secara Syariah. Aturan ini memberikan landasan hukum yang lebih jelas, sehingga tahun 1999, menyusul bank muamalat Indonesia (BMI), berdiri bank Islam umum lainnya Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSI), dan bank konvensional yang membuka unit usaha Syariah, Bank IFI. Secara berturut-turut setiap tahun muncul bank umum yang membuka unit Islam, selain itu juga bermunculan institusi keuangan Islam lainnya, seperti asuransi Islam, Baitulmalwattamwil (BMT) dan BPRS. Sehingga, menurut data statistik perbankan Islam BI, sampai September 2004 telah tercatat berdiri 3 Bank Umum Islam, 12 Unit Usaha Islam, dan 89 BPRS Islam.
Mengikuti sukses perbankan Syariah, asuransi Syariah juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Tercatat sejumlah perusahaan asuransi konvensional yang membuka divisi Syariah disamping pemain lama yang telah beroperasi lebih dahulu. Asuransi tersebut yaitu Asuransi MAA Syariah, Asuransi Bumiputera, Asuransi Great Eastern dan Asuransi Tripakarta. Sedangkan beberapa asuransi yang masih mengajukan izin operasional yaitu Bringin Life, Jasindo, Jasa Tania, dan Manulife.
STANDARISASI KURIKULUM EKONOMI ISLAM
Perkembangan yang cepat dari industri keuangan perbankan syariah Islam tentunya membutuhkan Sumber Daya Insani (SDI) profesional yang mampu mengetahui tidak hanya tataran konseptual tetapi juga pada tataran praktis tentang ekonomi keuangan Islam tersebut. Kebutuhan akan Sumber Daya Insani tersebut, sampai saat ini belum diimbangi dengan supply SDI yang memadai. Suatu kondisi yang ironis mengingat Indonesia adalah sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Indonesia sepatutnya menjadi potensi asset ekonomi pengetahuan yang kuat jika dibarengi dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang baik dan bermutu tinggi.
Pada tataran teoritis dan konseptual, kita masih merasakan sangat kekurangan pakar yang benar-benar mendalami sekaligus ilmu Ushul Fikh, Fikih Muamalah dan Ilmu Ekonomi (Economics). Figur seperti ini benar-benar langka bukan saja bagi masyarakat Islam di Indonesia melainkan juga di banyak negara termasuk negara lain yang perkembangan ekonomi Islamnya cukup pesat.
Kebanyakan adalah para pakar ekonomi yang fasih berbicara tentang ilmu ekonomi tetapi awam dalam ushul fiqh atau fiqh muamalah. Sebaliknya banyak pakar yang mahir dalam Fikih dan Usul Fiqh tetapi buta tentang Ilmu Ekonomi. Persoalan ini memang bukan hanya persoalan akademik yang pemecahannya harus melibatkan perubahan dalam pengembangan kurikulum dan silabi pengajaran Ekonomi Islam, akan tetapi juga persoalan-persoalan birokrasi dan political will, termasuk di dalamnya sistem pendidikan yang ada.
Ketika menjadi persoalan akademik, maka peran perguruan tinggi menjadi sangat penting dalam pemecahannya. Untuk menghasilkan sumber daya insani yang berkualitas dan professional, perguruan tinggi tidak saja dituntut menyiapkan pengembangan kurikulum dan perumusan silabi yang tepat dan memadai, tetapi bagaimana output lulusannya memiliki basis kompetensi yang baik dan bermutu.
Di Indonesia sendiri, Ekonomi Islam mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini ditandai dengan maraknya kajian-kajian ekonomi Islam di perguruan tinggi, baik di PTAI maupun PTU; baik negri maupun swasta.
Rekomendasi
1. Perlunya dukungan pemerintah terhadap upaya tindak lanjut dari IAEI untuk penyempurnaan penelitian ini. Adapun langkah-langkah berikutnya telah disiapkan yang intinya berfokus pada pencapaian kurikulum ekonomi Islam berbasis kompetensi yang bersifat dinamis.
2. Kemungkinan pemberian wewenang kepada IAEI sebagai institusi yang mengkaji kelayakan terhadap pembukaan program studi ekonomi Islam di perguruan tinggi dalam rangka membantu pemerintah yang berwenang menangani Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan berhimpunnya para pakar ekonomi Islam di IAEI memunculkan adanya pemikiran komprehensif terhadap realisasi penyempurnaan kurikulum ekonomi Islam. Sedangkan otoritas masih tetap di Dikti dan Depag, tetapi keputusan-keputusan mereka dilakukan atas saran dari IAEI.
Perlunya mengadakan seminar kurikulum lanjutan baik secara internasional maupun nasional yang membahas secara detail kurikulum untuk D3, S1, S2 dan S3.
Karena itu Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) sebagai entitas akademik dan paraktisi, berupaya mengembangkan ekonomi Islam di Indonesia, merasa perlu dan harus melakukan kajian yang mendalam tentang kebutuhan adanya kurikulum ekonomi Islam yang terstandarisasi dan tentunya mendapat legalisasi yang jelas dari lembaga pemerintah yang menangani pendidikan tinggi di Indonesia.
IAEI berusaha membuat langkah awal untuk membuat standarisasi dinamis kurikulum ekonomi Islam yang berbasis kompetensi. Hal ini di lakukan lewat simposium beberapa waktu lalu yang menghasilkan beberapa keputusan penting dan rekomendasi yang membutuhkan tindak lanjut lebih jauh. Dan hal ini jelas membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
Perumusan Masalah
Dengan adanya perubahan-perubahan yang cepat dalam industri lembaga keuangan Islam terutama perbankan yang merupakan bagian integral dari sistem ekonomi Islam itu sendiri, sudah seyogyanya institusi perguruan tinggi harus mempersiapkan output lulusan yang mampu menjawab tantangan ini. Lulusan perguruan tinggi harus memiliki kualitas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan industri keuangan Islam saat ini.
Untuk menjawab tantangan kemajuan ekonomi dan keuangan Islam, beberapa perguruan tinggi seperti STEI SEBI, STEI Tazkia, UII, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Wahid Hasyim dan lain-lain telah berupaya menyediakan kurikulum ekonomi Islam dengan cara membuka program studi tingkat sarjana S-1. Untuk tingkat Pascasarjana (S-2 dan S-3) beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Trisakti, juga melakukan hal yang serupa dengan membuka konsentrasi dan program studi ekonomi dan keuangan Islam.
Langkah yang diambil beberapa perguruan tinggi tersebut tentu saja merupakan hal yang sangat positif ditengah ketiadaan upaya secara sistematis dari pemerintah, khususnya yang menangani pendidikan tinggi. Tetapi upaya pengembangan secara terpisah dan mandiri tanpa adanya acuan yang jelas dari institusi yang berwenang menjadikan tidak adanya Kurikulum Nasional (Kurnas) sebagai standar yang jelas dan dapat menjadi acuan kurikulum ekonomi Islam.
Ada dugaan bahwa penerapan kurikulum ekonomi Islam secara terpisah yang dilakukan beberapa perguruan tinggi tersebut disusun berdasarkan latar belakang akademik para pengajarnya semata. Program studi yang dibuat kurang diimbangi dengan penelitian dan analisis tentang kebutuhan kompetensi baik dari sudut perkembangan Ilmu Ekonomi maupun kebutuhan dari intsitusi ekonomi keuangan ekonomi Islam terhadap lulusan perguruan tinggi.
Sehingga menjadi sebuah hal yang sangat mendesak untuk segera ditindaklanjuti upaya dari IAEI di dalam melakukan kajian dan analisis tentang penyusunan kurikulum ekonomi Islam yang dinamis dan berbasis kompetensi. Diharapkan dari upaya ini dapat tersusun sebuah kurikulum Nasional yang memadai yang mampu menjawab tantangan dan kemajuan dari ekonomi Islam.
Tujuan
Untuk mencapai tujuan tercapainya kurikulum Nasional yang memadai, dibutuhkan peran dari kalangan akademisi dan praktisi secara sinergis. Karena itu analisis komprehensif melalui studi data primer lewat wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait, dan studi data sekunder sangat perlu dilakukan. Sehingga simposium ini menjadi sebuah tahapan awal melalui kajian data sekunder. Tujuan dari Simposium yang telah dilakukan ini adalah:
1. Mengkaji Kurikulum yang dimiliki beberapa Perguran Tinggi (PT) dengan cara melakukan studi komparatif dan analisis terhadap isi kurikulum.
2. Melakukan penyamaan persepsi tentang kurikulum ekonomi Islam yang dibutuhkan.
3. Mencari dan membentuk kurikulum ekonomi Islam yang dinamis yang menjadi acuan secara nasional.
Metodologi
Kajian kurikulum ini dilakukan dengan analisis yang dianggap layak untuk memberikan semacam gambaran adanya kebutuhan sebuah kerangka kurikulum Nasional ekonomi Islam yang dapat menjadi acuan yang jelas bagi perguruan tinggi. Selain itu ruang lingkup kajian juga memperhatikan setiap fakta dan kondisi yang berkembang baik dari perguruan–perguruan tinggi yang ingin membuka konsentrasi dan program studi ekonomi Islam, maupun pihak lain seperti industri keuangan Islam, dan para mahasiswa yang nantinya akan terjun langsung mengambil bagian dalam perkembangan ekonomi Islam kelak.
Penelitian awal ini menggunakan metode Metodologi Constructed Logic dengan menggabungkan penggunaan metode studi komparatif dan analisis isi (kurikulum) dimana ruang lingkup kajian masih sebatas analisis dan penggunaan data sekunder. Walaupun demikian metode ini cukup layak dalam memberikan sebuah gambaran awal akan adanya kebutuhan yang mendesak terhadap realisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Adapun sistematika kajiannya adalah:
1. Studi Literatur, melalui berbagai buku bacaan dan analisis hasil lokakarya kurikulum yang pernah ada sebelumnya. Beberapa Lokakarya Ekonomi Islam yang pernah dilakukan dan akan dibahas dalam hal ini yaitu:
a. Lokakarya Kurikulum Ekonomi Syariah yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi UI bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di FEUI Depok.
b. Seminar Program Studi Ekonomi Islam di PTAI yang diselenggarakan STEI Tazkia bekerjasama dengan Ditperta Depag di Jakarta
2. Melakukan studi komparatif antara kurikulum yang ada di berbagai PT melalui Lokakarya. Lokakarya ini sendiri dilakukan dengan sistematika tahapan:
- Mendengar pandangan ahli (akademisi dan praktisi) tentang pentingnya standarisasi kurikulum yang dinamis dan berbasis kompetensi.
- Sidang Komisi. Agar lebih terfokus dalam pembahasannya, sidang komisi dibagi menjadi 2 bagian yaitu komisi A untuk membahas kurikulum Program Diploma dan Sarjana (D-3 dan S-1), dan komisi B yang membahas kurikulum Program Pascasarjana (S-2 dan S-3).
- Sidang Panel. Sidang panel dilakukan untuk penyeragaman, pemahaman dan persepsi dari hasil-hasil yang diperoleh dari sidang komisi.
Data dan Analisis
1. Hasil Lokakarya Sebelumnya
Beberapa lokakarya telah dilakukan sebelumnya oleh berbagai pihak yang pada intinya berupaya mengkaji dan menganalisis kemungkinan penerapan kurikulum ekonomi Islam. Secara umum dapat dikatakan lokakarya-lokakarya ini cukup berhasil dalam menyediakan informasi yang jelas tentang rekomendasi kurikulum yang mungkin diterapkan. Tetapi seperti yang disinggung di atas, mungkin karena tidak adanya keseragaman secara nasional, dan kurangnya tindak lanjut dari hasil-hasil lokakarya tersebut, membuat acuan standar kurikulum secara nasional yang berbasis kompetensi sampai sekarang masih belum dapat dihasilkan. Beberapa Lokakarya Ekonomi Islam dan Hasil-hasilnya yaitu :
a. Lokakarya Kurikulum Ekonomi Syariah yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi UI bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah ( MES ) di FEUI, tanggal 28-30 April 2003 di Depok.
Lokakarya yang dilakukan pada tahun 2003 ini diikuti sekitar 20 perguruan tinggi dan 8 insitusi yang terkait dengan kegiatan di bidang ekonomi dan keuangan Syariah. Sebagian besar peserta dari perguruan tinggi umum negeri di pulau Jawa yang diperkirakan untuk saat ini memiliki minat, kapasitas, dan potensi dalam penyelenggaraan bidang studi ekonomi dan keuangan Syariah. Adapun latar belakang diadakan kegiatan ini adalah menghasilkan pedoman dan dukungan bagi perguruan tinggi – terutama yang menyelenggarakan pendidikan di bidang ekonomi, managemen, dan akuntansi – dalam penyelenggaraan pendidikan ekonomi Syariah.
Dari pihak institusi, selain perbankan Syariah juga hadir para stakeholder seperti dari pihak Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), Masyarakat Ekonomi Syariah, dan Ikatan Akuntansi Indonesia yang tentunya sangat berkepentingan akan terwujudnya peran perguruan tinggi terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan Syariah lewat pembentukan kurikulum nasional ekonomi Syariah.
Salah satu poin yang sangat penting dari hasil lokakarya tersebut adalah diperlukannya semacam konsorsium yang dapat membuat standarisasi kelayakan untuk sebuah kurikulum ekonomi Syariah yang mampu menghasilkan kualifikasi minimum lulusannya. Organisasi ini kelak diharapkan mampu melaksanakan pertemuan (seminar, lokakarya, dan penelitian) secara berkala dan konsisten untuk mengembangkan kurikulum nasional ekonomi Syariah yang terus sesuai dengan perkembangan yang ada.
Adapun hasil kurikulum yang direkomendasikan khususnya untuk program S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi adalah sebagaimana berikut: (seluruhnya berbobot 3 SKS)
· Mata Kuliah Untuk Program Studi
o Ushul Fiqh
o Fiqh Muamalah
o Dasar-dasar Ekonomi Islam
o Mikroekonomi Islam
o Makroekonomi Islam
o Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
o Ekonomi Moneter Islam
o Perbankan Islam
o Lembaga Keuangan Islam Non Bank
o Ekonomi Publik Islam
o Ekonomi Pembangunan dalam Islam
o Managemen Islam
o Akuntansi Islam
o Seminar Ekonomi Islam
· Mata Kuliah untuk Konsentrasi Ekonomi Islam
o Fiqh Muamalah
o Ekonomi Islam (Dasar-dasar, Mikro dan Makro)
o Kebijakan Ekonomi Islam
o Lembaga Keuangan Islam
· Mata Kuliah Pilihan
o Kapita Selekta Ekonomi Islam
Dapat dikatakan lokakarya ini memberikan hasil yang cukup baik. Namun setelah mengkaji laporan hasil penelitian lokakarya tersebut, ada beberapa catatan yang dikemukakan, antara lain: Pertama, Lokakarya Kurikulum tersebut belum mampu memberikan kurikulum pengajaran Ekonomi Islam secara utuh. Dimana hasil lokakarya tersebut masih terbatas pada jenjang Sarjana S1 saja. Kedua, Lokakarya tersebut juga telah berusaha menyusun kompetensi lulusan sarjana Ekonomi Islam berdasarkan penelitian lapangan, namun disebabkan beberapa hal seperti keterbatasan waktu dan dana, penelitian tersebut belum mampu memberikan hasil yang maksimal.
b. Seminar Program Studi Ekonomi Islam di PTAI yang diselenggarakan STEI Tazkia bekerjasama dengan Ditperta–DEPAG di Jakarta
Departemen Agama bekerjasama dengan STEI Tazkia mengeluarkan sebuah cetak biru program studi ekonomi Islam bagi perguruan tinggi agama Islam. Walaupun cetak biru ini memiliki kelemahan terutama karena sifatnya yang lebih ditujukan untuk perguruan tinggi agama Islam, acuan penerapan kurikulum yang tidak jelas untuk jangka waktu yang ingin ditargetkan,serta jumlah SKS yang dijadikan bobot, tetapi rekomendasi kurikulum yang dibuat khususnya untuk tingkat S1 cukup layak dijadikan sebagai salah satu bahan yang dijadikan pertimbangan.
Selain itu, walaupun sudah ada pembahasan tentang kompetensi lulusan, akan tetapi kompetensi tersebut tidak dirumuskan berdasarkan hasil penelitian lapangan. Sehingga kompetensi yang ada sulit direalisasikan dalam bentuk kurikulum di kalangan Perguruan Tinggi Agama Islam.
Dalam kurikulum yang dibuat, pemisahan program studi untuk S1 telah dilakukan dan mengacu dengan apa yang dilakukan selama ini di perguruan tinggi ekonomi umum yaitu , Manajemen, Akuntansi , dan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Berikut adalah hasil kurikulum yang dihasilkan khususnya untuk Program Studi S-1 Ekonomi Islam dan Studi Pembangunan:
- Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
1. Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Dirasah Islamiyah
3. Ulumul Qur'an
4. Ulumul Hadist
- Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan
1. Bahasa Arab
2. Bahasa Inggris
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika Ekonomi
5. Matematika Ekonomi
6. Statistika
7. Ushul Fiqh
8. Fiqh Muamalah
9. Pengantar Bisnis dan Manajemen
10. Pengantar Akuntansi
11. Pengantar Ilmu Ekonomi
12. Pengantar Aplikasi Komputer
13. Metodologi Penelitian & Penulisan Ilmiah
14. Metode Kuantitatif
15. Ekonometrika
- Mata Kuliah Keahlian Berkarya
1. Fiqh Mawaris
2. Fiqh Zakat
3. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
4. Fundamental Ekonomi Islam
5. Teori Ekonomi Mikro
6. Teori Ekonomi Makro
7. Ekonomi Mikro Lanjutan
8. Ekonomi Makro Lanjutan
9. Ekonomi Pembangunan
10. Ekonomi Moneter
11. Ekonomi Internasional
12. Sejarah Pemikiran Ekonomi
13. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
14. Perbandingan Sistem Ekonomi
15. Readings in Islamic Economics
16. Perekonomian Indonesia
17. Ekonomi Perencanaan
18. Ekonomi Koperasi
19. Keuangan Publik
20. Evaluasi Proyek
21. Ekonomi Lingkungan
22. Perdagangan Internasional
23. Operational Research
- Mata Kuliah Perilaku Berkarya
1. Ayat dan Hadist Ekonomi
2. Maqashidus Islam
3. Perilaku Organisasi
- Mata Kuliah Berkehidupan Masyarakat
1. Aspek Hukum dalam Ekonomi
2. Magang / Skripsi
2. Hasil Lokakarya IAEI
Program Sarjana (D3 dan S1)
Untuk sumber analisis data hanya tersedia untuk program Sarjana (S1) sedangkan untuk (D3), dari informasi peserta yang hadir ternyata masih sangat jarang perguruan tinggi yang membuka program D3 Ekonomi Islam. Tetapi kemudian ternyata muncul kesepakatan bahwa pembukaan program ini merupakan kebutuhan yang perlu segera dirwujudkan, sehingga realisasi kurikulum menjadi sebuah langkah awal yang sangat penting. Karena itu dalam bagian hasil pembahasan juga dicantumkan untuk program D3.
Dari Analisis data Program Sarjana (S1), ada dua perguruan tinggi yang diperbandingkan dan dilakukan analisis isi kurikulumnya yaitu : STEI SEBI dan Universitas Islam Indonesia.
STEI SEBI merupakan salah satu pelopor penerapan program S1 untuk Ekonomi Islam. Di bawah program studi Muamalahnya, STEI SEBI Sebagai sekolah tinggi ekonomi yang menyelenggarakan program studi ekonomi Islam telah melakukan upaya pembuatan dan penerapan kurikulum ekonomi Islam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada dengan acuan yang diperoleh dari Kopertais. Rincian kurikulum dapat dilihat pada lampiran ( L-1).
Sedangkan universitas Islam Indonesia (UII) adalah universitas umum yang pertama kali membuka program studi S1 Ekonomi Islam. Muatan kurikulum yang diperoleh berasal dari masukan para ahli dibidang ekonomi konvensional dan ekonomi Islam, dan calon pemakai lulusan lewat pertemuan dan workshop yang diadakan Fakultas Ilmu Agama Islam – UII. Dan salah satu nara sumber dalam workshop tersebut adalah presentasi dari STEI SEBI. Adapun keseluruhan kurikulum berjumlah 150 SKS dan ditempuh selama 8 semester, yang berdasar pada acuan yang dibuat Mendiknas. Adapun rincian kurikulum dapat dilihat pada lampiran ( L-2).
Program Pascasarjana Magister (S2)
Untuk Program Pascasarjana (S2) ada dua perguruan Tinggi Yang diperbandingkan yaitu Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Trisakti.
Universitas Indonesia sebagai Universitas Pertama yang melaksanakan Program Pascasarjana S2 untuk Ekonomi dan Keuangan Islam yang berada di bawah Program Studi Kajian Timur Tengah Dan Islam (PSKTTI), salah satu kekhususannya Ekonomi dan Keuangan Islam yang sampai saat ini memiliki konsentrasi Perbankan Islami, Investasi Islami, Zakat dan Wakaf, Asuransi Islami, Perusahaan Islami, Manajemen Risiko Islami dengan jumlah total SKS sebanyak 42 SKS. Sedangkan distribusi mata kuliah dapat dilihat pada lampiran ( L-3 ).
Sedangkan Universitas Trisakti baru pada tahun 2004 ini mengoperasionalkan program pascasarjana (S2 & S3) program Islamic Economics & Finance (IEF) yang berada dibawah Program Magister Manajemen bekerjasama dengan University College Cape Bretton (UCCB). Untuk Program magister S2 mata kuliahnya berjumlah 45 SKS dengan distribusi kuliah terlampir (L-4).
Dari dua Universitas yang dibandingkan dan dianalisis isi kurikulumnya memang masih terdapat perbedaan dalam menempatkan program studi Ekonomi dan Keuangan Islam tetapi sebagai suatu upaya maka hal ini dimungkinkan tetapi kedepan mungkin harus dapat menjadi program studi yang berdiri sendiri atau berada di bawah Fakultas tertentu misalnya Ekonomi.
Program Pascasarjana Doktor (S3)
Untuk program studi S3, juga terdapat dua perguruan tinggi yang diperbandingkan yaitu: Universitas Airlangga dan Universitas Trisakti.
Untuk Universitas Airlangga (Unair) Ekonomi Islam berada di bawah Program Studi Ilmu Ekonomi dengan Konsentrasi Ekonomi Islam dengan Jumlah SKS 57 s/d 59 termasuk Matrikulasi (sudah termasuk Disertasi sebesar 20 SKS), distribusi mata kuliah terlampir (L-5).
Untuk Universitas Trisakti, Program Doktor juga baru dilaksanakan pada tahun 2004 dengan nama program Islamic Economics & Finance (IEF) yang berada dibawah Program Magister Manajemen bekerjasama dengan University College Cape Bretton (UCCB). Untuk Program S3 SKS berjumlah 52 SKS dengan distribusi kuliah terlampir (L-4).
Dari kedua Universitas tersebut Universitas Trisakti dalam operaional kurikulumnya sudah lebih luas dibandingkan dengan Universitas Airlangga, hal ini bisa dimengerti karena pada Universitas Airlangga Ekonomi Islam hanya sebatas Konsentasi.
Hasil Pembahasan Lokakarya IAEI
o Hasil untuk Program Sarjana S-1 dan Diploma D-3
Untuk Program S-1 dan D3 dibahas pada komisi A yang beranggotakan 20 orang . Beberapa hasil yang disampaikan oleh komisi A antara lain:
v Jumlah SKS yang diperlukan untuk program D3 mengacu kepada ketentuan yang telah dipakai saat ini yaitu 110 SKS.
v Jumlah SKS yang diperlukan untuk program S1 berkisar antara 144 – 150 SKS.
v Orientasi output lulusan yang dihasilkan adalah memiliki standar kompetensi pada tiga hal: Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
v Kurikulum yang diajukan berorientasi pada output lulusan yang siap pakai dan mandiri di dunia praktisi.
v Belum di arahkan untuk spesifikasi keahlian seperti untuk manajemen dan akuntansi. Kurikulum yang diajukan berorientasi hanya pada kemampuan umum yang dibutuhkan seorang ekonom muslim.
Secara umum pedoman mata kuliah untuk program S1 dapat dideskripsikan di bawah ini :
Matakuliah Pengembangan Sikap dan Sifat
o Aqidah Akhlaq
o Tsaqofah Islamiyyah
o Fiqih Ibadah
o Etika Bisnis Islami
o Pendidikan Kewarganegaraan & Hak Asasi Manusia (HAM)
Matakuliah Ketrampilan
o Bahasa Arab I
o Bahasa Arab II
o Bahasa Inggris I
o Bahasa Inggris II
o Bahasa Indonesia
o Matematika I
o Matematika II
o Pengantar Aplikasi Komputer
o Ushul Fiqh I
o Ushul Fiqh II
o Pengantar Fiqh Muamalah
o Fiqh Muamalah I
o Fiqh Muamalah II
o Metodologi Penelitian
o Statistik I
o Statistik II
Matakuliah Pengetahuan
o Pengantar Bisnis
o Pengantar Akuntansi
o Pengantar Ekonomi Mikro
o Pengantar Ekonomi Makro
o Pengantar Manajemen
o Sejarah Pemikiran Ekonomi
o Bank dan Lembaga Keuangan
o Aspek Hukum dalam Ekonomi
o Perbandingan Sistem Perekonomian
o Teori Ekonomi Mikro
o Teori Ekonomi Makro
o Ekonomi Islami I
o Ekonomi Islami II
o Ekonomi Moneter
o Keuangan Publik
o Pengantar Perbankan Islami
o Pengantar Asuransi Islami
o Lembaga Keuangan Islami Lainnya
o Keuangan Publik Islami
Adapun usulan untuk mata kuliah yang akan diberikan:
No. | Usulan Mata Kuliah S1 | SKS |
Mata Kuliah |
1 | Aqidah Akhlaq | 3 |
2 | Tsaqofah Islamiyyah | 3 |
3 | Fiqh Ibadah | 3 |
4 | Etika Bisnis Islam | 3 |
5 | Kewarganegaraan | 3 |
6 | Bahasa Arab I | 2 |
7 | Bahasa Arab II | 2 |
8 | Bahasa Inggris I | 2 |
9 | Bahasa Inggris II | 2 |
10 | Bahasa Indonesia | 2 |
11 | Matematika I | 3 |
12 | Matematika II | 3 |
13 | Pengantar Aplikasi Komputer | 2 |
14 | Statistik I | 3 |
15 | Statistik II | 3 |
No. | Usulan Mata Kuliah S1 | SKS |
Mata Kuliah |
16 | Metodologi Penelitian Ekonomi | 3 |
17 | Pengantar Bisnis | 2 |
18 | Pengantar Akuntansi | 2 |
19 | Pengantar Ekonomi Mikro | 3 |
20 | Pengantar Ekonomi Makro | 3 |
21 | Pengantar Manajemen | 2 |
22 | Sejarah Pemikiran Ekonomi | 3 |
23 | Bank dan Lembaga Keuangan | 3 |
24 | Ushul Fiqh I | 3 |
25 | Ushul Fiqh II | 3 |
26 | Pengantar Fiqh Muamalah | 3 |
27 | Fiqh Muamalah I | 3 |
28 | Fiqh Muamalah II | 3 |
29 | Teori Ekonomi Mikro | 3 |
30 | Teori Ekonomi Makro | 3 |
31 | Ekonomi Islam I | 3 |
32 | Ekonomi Islam II | 3 |
33 | Ekonomi Moneter | 3 |
34 | Keuangan Publik | 3 |
35 | Evaluasi Proyek | 3 |
36 | Ekonomi Manajerial | 3 |
37 | Manajemen Keuangan | 3 |
38 | Akuntansi Keuangan | 3 |
39 | Akuntansi Manajemen | 3 |
40 | Manajemen Keuangan Islam | 3 |
41 | Akuntansi Lembaga Keuangan Islam | 3 |
42 | Pengantar Perbankan Islam | 3 |
No. | Usulan Mata Kuliah S1 | SKS |
Mata Kuliah |
43 | Manajemen Perbankan Islam | 3 |
44 | Pengantar Asuransi Islam | 3 |
45 | Manajemen Asuransi Islam | 3 |
46 | Lembaga Keuangan Islam Lainnya | 3 |
47 | Keuangan Publik Islam | 3 |
48 | Manajemen Pemasaran Lemb.Keu.Islam | 3 |
49 | Kewirausahaan | 3 |
50 | Aspek Hukum dalam Ekonomi | 3 |
51 | Perbandingan Sistem Perekonomian | 3 |
52 | Magang | 2 |
53 | Skripsi | 4 |
Jumlah | 150 |
No. | Usulan Mata Kuliah D3 | SKS |
Mata Kuliah |
1 | Aqidah Akhlaq | 3 |
2 | Tsaqofah Islamiyyah | 3 |
3 | Fiqh Ibadah | 3 |
4 | Etika Bisnis Islam | 3 |
5 | Bahasa Arab I | 2 |
6 | Bahasa Arab II | 2 |
7 | Bahasa Inggris I | 2 |
8 | Bahasa Inggris II | 2 |
9 | Bahasa Indonesia | 2 |
10 | Kewarganegaraan | 3 |
11 | Pengantar Aplikasi Komputer | 2 |
No. | Usulan Mata Kuliah D3 | SKS |
Mata Kuliah |
12 | Statistika Ekonomi | 3 |
13 | Matematika Ekonomi | 3 |
14 | Pengantar Bisnis | 2 |
15 | Pengantar Akuntansi | 2 |
16 | Pengantar Ekonomi Mikro | 3 |
17 | Pengantar Ekonomi Makro | 3 |
18 | Pengantar Manajemen | 2 |
19 | Ushul Fiqh I | 3 |
20 | Ushul Fiqh II | 3 |
21 | Pengantar Fiqh Muamalah | 3 |
22 | Fiqh Muamalah I | 3 |
23 | Fiqh Muamalah II | 3 |
24 | Ekonomi Islam I | 3 |
25 | Ekonomi Islam II | 3 |
26 | Manajemen Keuangan | 3 |
27 | Akuntansi Keuangan | 3 |
28 | Akuntansi Manajemen | 3 |
29 | Manajemen Keuangan Islam | 3 |
30 | Akuntansi Lembaga Keuangan Islam | 3 |
31 | Pengantar Perbankan Islam | 3 |
32 | Manajemen Perbankan Islam | 3 |
33 | Pengantar Asuransi Islam | 3 |
34 | Manajemen Asuransi Islam | 3 |
35 | Lembaga Keuangan Islam Lainnya | 3 |
36 | Manajemen Pemasaran Lemb.Keu.Islam | 3 |
37 | Kewirausahaan | 3 |
38 | Aspek Hukum dalam Ekonomi | 3 |
39 | Magang | 2 |
No. | Usulan Mata Kuliah D3 | SKS |
Mata Kuliah |
40 | Tugas Akhir | 3 |
Jumlah | 110 |
o Hasil untuk Program Pascasarjana (S-2 dan S-3)
Untuk Program S2 dan S3 dibahas pada komisi B yang beranggotakan 10 orang. Beberapa hal yang dapat disepakati oleh komisi B antara lain:
· Program Magister S2
v SKS yang ditempuh antara 40-45 SKS
v Tesis mempunyai boobot 6-8 SKS
v Kurikulum Wajib
NO | KODE | MATA KULIAH | SKS |
1 | MKK | Ushul Fiqh | 2 |
2 | MKK | Fiqh Muamalah | 2 |
3 | MKK | Ayat dan Hadist Ekonomi | 2 |
4 | MKK | Teori Ekonomi Mikro Islam | 3 |
5 | MKK | Teori Ekonomi Makro Islam | 3 |
6 | MKK | Manajemen Bisnis Islam | 3 |
7 | MKB | Akuntansi Islam | 3 |
8 | MKPB | Metodologi Penelitian dan Penulisan Proposal | 2 |
9 | MKPB | Sejarah Pemikiran dan Perbandingan Sistem Ekonomi Islam | 2 |
10 | MKPB | Tesis | 8 |
Jumlah | 30 |
v Mata Kuliah Penunjang Tesis /Pilihan sebanyak 6 SKS
v Mata kuliah Konsentasi sebanyak 9 SKS (setara dengan 3 Mata kuliah), adapun konsentrasi yang ditawarkan meliputi: 2) Perbankan Islami
3) Zakat dan Waqaf
4) Perusahaan Islami
5) Asuransi Islami
6) Manajemen Risiko Islami
7) Ekonomi Lingkungan
8) Ekonomi Kesehatan
9) Manajemen Sumber Daya Insani
10) Ekonomi Politik Islam
11) Manajemen Produksi Islami
12) Manajemen Pemasaran Islami